Kisah Hero Arlott Mobile Legends, Pencarian Jalan Pulang Sang Manusia Setengah Iblis - Teh90blog

Kisah Hero Arlott Mobile Legends, Pencarian Jalan Pulang Sang Manusia Setengah Iblis

Kisah Hero Arlott Mobile Legends

Jalan ini tidak asing baginya. Jalannya terpisah menjadi tiga arah, satu arah menuju ke hutan, arah selatan menuju Barren Lands, dan yang di arah utara menuju Lumina City, tempat yang dulu dia tinggalkan. Di tempat yang indah itu, setiap malamnya langit akan dipenuhi oleh bintang yang bersinar dengan eloknya.

Setahun yang lalu, dia berbaring di rumput dan memandangi sinar bintang itu. Tak lama kemudian semuanya menjadi samar - samar, sebuah gerobak berhenti di dekatnya. Seseorang, atau sesuatu mencoba untuk menghapus lamunannya. Semuanya masih terlihat buram waktu itu, tak ada yang bisa dia lihat dengan jelas. Apakah yang mendekatinya itu manusia? Atau iblis? Tak ada yang tahu. Semua itu tidak begitu dia pedulikan sebab ajal sudah didepan mata.

Sosok itu ternyata adalah manusia. Akhirnya, dia kini bisa melihatnya dengan jelas. Dia ingin mengangkat kepalanya dan menyampingkan rambut di wajahnya, tetapi tangannya seakan - akan terpaku ke tanah. Sepanjang hidupnya, dia tidak memiliki hubungan yang kuat dengan manusia. Lagipula, manusia mana yang mau berteman dengannya saat melihat penampilannya yang begitu aneh. Para manusia itu bahkan merendahkan ibunya, mengatakan bahwa hanya wanita hina lah yang ingin hidup dan membesarkan anak sepertinya. 

Kenyataannya jauh lebih buruk, selama ini dia ternyata tidak pernah mengenal sosok seorang ibu, sejauh yang bisa dia ingat tidak ada seorang pun yang mau ataupun pernah menjadi orang tuanya. Dia menghabiskan waktunya berkelana dari desa ke desa di perbatasan Moniyan Empire. Melihat penampilannya yang menyeramkan, penduduk desa pun menjadi ketakutan dan memburunya, membuat hidupnya semakin menderita.

Dia pun akhirnya menuju ke Barren Lands di selatan, di tempat itu dia diterima oleh sekelompok iblis, yang kemudian mengajarinya berlatih dan ikut dalam pertempuran mereka. Selama bergabung dengan para iblis, dia tidak pernah bertanya sekali pun. Yang terpenting baginya adalah dia masih tetap hidup.

Seiring berjalannya waktu, kekuatannya makin terlihat menonjol di pertarungan, dia dinobatkan menjadi salah satu petarung iblis yang kuat, walaupun sebenarnya selama ini dia masih belum menemukan tempat tinggal yang sebenarnya. Medan pertempuran menjadi satu - satunya pekerjaan dan alasannya untuk tetap terus hidup. 

Ketika Alice tiba di Barren Lands untuk mencari pasukan iblis, dia memilih untuk ikut serta. Tidak lama setelah itu, dia pun nebhadu kapten berkat keberaniannya di medan tempur. Di bawah perintah Alice secara langsung, dia berhasil menyerang dan menaklukkan Lumina City. Meski begitu, kali ini dia menyadari bahwa ambang kematian baginya sudah sangat dekat, bukan karena serangan langsung dari musuh, melainkan karena sebuah kekuatan sihir. Dia ingat setiap rasa sakit di sekujur tubuhnya, rasanya seperti terbakar. Di saat pasukan menyerang kota, dia mendengar suara derap langkah kaki di telinganya. Dengan sekuat tenaga, dia pun mencari rekannya, hingga dia menyadari bahwa dirinya telah ditusuk oleh tombak panjang oleh rekannya sendiri.

Dia telah dikhianati. Pertama oleh manusia, dan kini oleh iblis. Karena tidak berdaya, dia pun membiarkan dirinya diobati oleh manusia yang menemukannya lemas terbaring di padang rumput. Setelah diobati, dia pun dibawa pergi menggunakan gerobak, tepung yang ada disitu sedikit mengenai hidungnya sampai membuatnya batuk. Darah dari lukanya pun langsung menodai area tempat dia berbaring.

Selama tiga hari tiga malam, dia mengalami koma. Saat bangun, dia baru sadar bahwa ternyata dia diselamatkan oleh seorang gadis yang masih muda. Gadis itu memiliki tanda lahir di wajahnya, dia pun menebak umurnya, 13 atau 14 tahun, itu tebakannya. Makin lama gadis itu dilihatnya, makin jelas bahwa parasnya tampak sedikit aneh, seperti dirinya.

Saat melihat pasiennya telah sadar, gadis itu pun mengambil roti dari panggangan. Gadis itu mencoba memberikan roti itu, namun langsung ditepisnya dengan kasar. Gadis itu mengambil kembali rotinya yang telah jatuh, memakannya setengah, lalu mencoba memberikan setengahnya lagi kepadanya.

Dengan susah payah, dia mencoba membuka matanya dengan lebar, tampak senyum lebar yang terpampang jelas di wajah gadis itu, entah apa maksudnya. Awalnya, dia ingin langsung segera pergi saat itu juga, tetapi hal itu selalu digagalkan oleh sang gadis yang memaksanya untuk istirahat sampai lukanya sembuh. Semenjak dikhianati oleh iblis, tidak ada lagi tempat untuk pulang baginya di Lumina City, sementara roti yang tersisa setengah itu kini makin menggugah seleranya. Dia pun akhirnya memilih untuk menetap di toko roti gadis itu dan berkenalan dengannya. Dengan suaranya yang lirih, dia akhirnya menyebutkan namanya, Arlott.

"Sungguh nama yang bagus! Kenalin, aku Mila." Jawab sang gadis dengan kegirangan.

Di pertarungan terakhirnya, kedua tombak Arlott rusak cukup parah. Akan tetapi, dia selalu membawa senjatanya itu di sisinya seperti yang biasa dia lakukan. Suara sekecil apapun yang membangunkannya di tengah malam, dia langsung bangun dan bersiap untuk menyerang dengan kedua tombaknya.

Suatu malam, saat Mila ingin memberikan selimut untuk Arlott, Mila tak sengaja mengagetkannya, membuat Arlott langsung mengarahkan tombaknya tepat ke arah leher Mila. Meskipun begitu, Mila tetap tersenyum, dia percaya bahwa selama tidak ada niat jahat di dalam dirinya, Arlott pasti tidak akan menyerangnya. Benar saja, Arlott menurunkan tombaknya dengan cepat, pandangannya langsung tertuju ke bawah karena dia sangat menyesal atas apa yang dia perbuat, namun dia tidak tahu bagaimana caranya untuk meminta maaf. Arlott terlihat seperti seorang anak kecil yang masih belajar cara hidup sebagai manusia. 

Beberapa hari setelahnya, Arlott mulai mengizinkan Mila untuk mengganti perbannya, dia mulai terbuka oleh sikap Mila yang selalu baik kepadanya. Arlott bahkan mulai menganggap Mila sebagai adiknya sendiri. Selain membantu pekerjaan toko seperti menyapu dan memindahkan barang - barang berat, Arlott juga belajar cara membaca dan menulis. Mila merupakan gadis dengan keyakinan yang kuat, dan Arlott bertekad untuk terus mendukung dan melindungi Mila di setiap situasi yang mereka hadapi.

Arlott mulai merasa nyaman dengan kehidupan barunya ini, tombaknya bahkan mulai berdebu di gudang karena sudah lama Arlott tidak pernah memegangnya lagi. Jika bukan karena serangan mendadak dari iblis yang datang, tombak Arlott kini pasti sudah berkarat. Berbeda dari serangan iblis sebelumnya, kali ini terdengar suara tangisan Mila dari arah belakang toko, Arlott pun dengan cepat langsung menghampirinya.

Di antara anak kecil dan iblis, Mila berdiri dengan gemetar sambil mengangkat roti di tangannya. Arlott pun langsung menghabisi semua iblis di area itu, serangannya yang terlalu kuat bahkan langsung melenyapkan seluruh iblis yang ada sebelum para ksatria datang memberikan bantuan. Masih dalam keadaan syok, Arlott membawa Mila kembali ke toko roti. Setibanya disana, Mila mengambil kalung yang selalu dia kenakan untuk dikalungkan ke leher Arlott. Sejak saat itu Arlott mulai berpikir untuk memperbaiki tombaknya, mau bagaimanapun juga dia harus bisa melindungi Mila.

Saat Mila mengalungkan kalungnya ke leher Arlott, dia berkata bahwa Arlott merupakan orang yang baik, Mila bahkan menganggap Arlott jauh lebih periang jika dibandingkan dengannya, dan mulai sekarang kalung itu akan selalu menjaganya. Dia menunjukkan jari kelingkingnya untuk membuat janji dengan Arlott.

"Arlott, ayo berjanji bahwa kita akan melindungi semua orang." Kata Mila sambil menatap mata Arlott dengan penuh semangat.

Mendengar perkataan Mila, salah satu tombak Arlott mulai memancarkan cahaya, tak seperti cahaya yang selama ini dia lihat di kedalaman Abbys, cahaya yang terpancar dari tongkatnya ini lebih terang dan hangat, seperti yang Arlott rasakan saat hidup bersama dengan Mila. Sejak itu, Arlott mengetahui mengapa sihir pada saat penyerangan itu tidak membunuhnya, itu semua karena tekad dan semangat hidup yang kuat dari Mila yang kemudian itu terpancar ke dalam diri Arlott.

Namun bagi Arlott, hidup dalam kedamaian bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami, sesuatu yang akan sangat sulit buat dia capai. Entah bagaimana caranya, Church of Light akhirnya mengetahui bahwa Mila menyembunyikan keberadaan Arlott, sehingga dia kemudian dianggap sebagai seorang pengkhianat. Beberapa anak yang biasanya membeli roti di toko Mila berlari mencari Arlott sambil menangis, mereka memberi tahu semua hal itu kepadanya. 

Saat Arlott tiba, yang dia temukan hanyalah tubuh Mila yang sudah tidak bernyawa. Satu - satunya umat manusia yang baik kepadanya kini telah tiada, Arlott masih tidak bisa percaya karena pagi tadi dia masih melihat Mila tersenyum manis sebelum meninggalkan toko rotinya dan Arlott.

Dalam keadaan setengah sadar, Arlott tahu bahwa dirinya kini berada di dalam Church of Light, seperti telah dipindahkan ke sana. Tubuh Mila yang dingin dan kaku masih berada di pelukannya, dia selalu ingin membawa Mila ke mana pun dia pergi, tetapi tak ada lagi yang bisa dia lakukan saat itu juga.

Saat kegelapan mulai menyelimuti langit, Arlott meletakkan tubuh Mila di altar dengan perlahan. Saat kematian menimpa seseorang yang taat seperti Mila, dia pantas mendapatkan keajaiban sebagaimana dia menantikan keajaiban itu semasa hidupnya. Beberapa kesatria mencoba menahan Arlott, dia dengan jelas melihat tatapan penghinaan dari mereka. Amarah dalam diri Arlott bergejolak, kali ini amarahnya bahkan lebih mengerikan dari saat dia dikhianati oleh rekan iblis di medan pertempuran. Arlott sangat ingin membunuh para ksatria itu sekarang, menghancurkan semua yang menyakiti dan menghina Mila.

Sebelum Arlott menyadarinya, tombaknya sudah bersimpah darah para kesatria kerajaan tersebut. Warna merah perlahan menyelimuti penglihatannya. Dia menutup mata kanannya, dan memegang kedua tombaknya dengan sekuat tenaga. Tombak Arlott dengan cepat langsung menusuk di tubuh para musuhnya seakan - akan seperti telah ditakdirkan. Di dalam pandangannya yang kini dipenuhi oleh darah, Arlott melihat sebuah titik berwarna putih, yaitu Mila.

Saat dia mencoba membawa Mila pergi meninggalkan Church of Light, semakin banyak juga kesatria yang menghadangnya. Arlott tidak mengingat berapa lama dia sudah bertarung, tetapi di saat dia mengalahkan kesatria terakhir, baju Arlott kini telah dipenuhi darah, setiap langkahnya meninggalkan jejak darah dengan jelas. Namun, ajaibnya tubuh Mila tidak ternodai sedikit pun di dalam pelukannya.

Setibanya di toko roti, api panggangan telah lama padam. Aroma roti yang disiapkan Mila pagi tadi masih tercium harumnya. Kucing dan anjig yang setiap hari datang untuk meminta roti belum tahu bahwa pemilik kedai itu telah tewas.

Arlott menyalahkan dirinya atas semua yang telah terjadi kepada Mila, karena tubuhnya yang setengah manusia, dia dikhianati oleh iblis. Karena setengah tubuhnya lagi merupakan iblis, Mila harus dieksekusi. Pada akhirnya, Arlott bukanlah manusia ataupun iblis. Dia bukan siapa - siapa, karena sosok yang paling dia lindungi sekarang telah terbujur kaku di hadapannya.

Sekali lagi, Arlott menyadari bahwa dia masih di jalan yang sama. Dia memberhentikan gerobak kembali di tiga persimpangan itu. Tempat dimana dia dulu pertama kali diselamatkan oleh Mila. Alur takdir kembali membawanya ke tempat itu. Hari itu juga, Arlott ingin memilih jalan ketiga, dan dia membawa Mila bersamanya. Jalan itu membawanya jauh ke dalam hutan dimana terdapat danau di ujungnya. Suatu hari, di bawah pohon yang rindang, Arlott merayakan ulang tahun Mila. Dia berjanji bahwa dia akan merayakannya setiap tahun kemanapun dia pergi. Di tempat itulah Arlott memutuskan untuk menguburkan Mila, tidak akan ada lagi yang mengganggunya sekarang karena tidak ada satu pun orang yang tahu tempat itu kecuali Arlott.

Arlott menyalakan api dan duduk bersandar di peti mati Mila sambil membersihkan kedua ujung tombaknya. Di saat dia melihat bintang - bintang di atasnya, Arlott teringat akan hal yang pernah Mila katakan. Di malam yang cerah itu, bintang bersinar dnegan sangat terang, menuntun pulang para pengembara yang kehilangan arah. Jika Mila masih hidup, dia pasti akan menghabiskan waktunya memandangi bintang - bintang itu.

Arlott kemudian menggenggam kalung yang diberikan oleh Mila, sembari berharap bahwa Mila masih berada tepat di sisinya.

"Lihat, Mila. Lihatlah bintang - bintang itu yang bersinar untukmu."

~Tamat.~


KATA - KATA ARLOTT

Her star will always guide me in the dark
Bintangnya akan selalu memanduku dalam kegelapan

Need to go back
Ingin kembali ke masa lalu

Mila...
Mila...

It's another story night
Kisah pengantar tidur yang lain

This reminds me of the little street that leads us home
Ini mengingatkanku kepada jalan kecil yang memandu kita untuk pulang

We belong to where our hearts go. No?
Kita bebas pergi kemana hati kita mau, bukan?

Betrayal, I know the taste of the two well
Pengkhianatan, aku tahu betul bagaimana rasanya

They say on the duality of human and demon, but I serve neither
Mereka mengatakan tentang dualitas antara manusia dan iblis, tetapi aku tidak berpihak pada keduanya

The power I have is a blessing, but also a curse
Kekuatan yang kumiliki adalah sebuah anugerah, tetapi juga sebuah kutukan

The pointy end of my spears warn those against me
Ujung tombakku yang runcing memperingatkan orang-orang terhadapku

Nothing escapes my vision
Tidak ada yang lari dari penglihatanku

Hypocrisy fools me no more after all I've been through
Kemunafikan tidak akan membodohiku lagi setelah semua yang telah kulalui

Once, there's a place called home for me
Dulu, ada tempat yang kusebut rumah bagiku


Basic Attack

Get lost!
Enyahlah!

Stop this resistance, now!
Hentikan perlawanan ini, sekarang!

I will not have mercy
Aku tidak akan memiliki rasa ampun

Out of my way!
Pergi dari jalanku!


Ultimate

Our fight ends here, now!
Pertarungan kita berakhir disini sekarang!


Buying Item

Whetever serve the purpose
Apapun untuk mencapai tujuan

Perfect timing
Waktu yang tepat


Killing Lord

Another hindering down
Jangan menghalangi

Not the best I've killed
Bukan yang terbaik yang pernah kubunuh


Death

I always hate this feeling
Aku selalu benci perasaan ini


Respawn

I won't give in until I fulfill my promise
Aku tidak akan menyerah sampai aku memenuhi janjiku

I won't be late this time
Aku tidak akan terlambat kali ini

***

Sekian pembahasan kali ini terkait kisah hero Arlott Mobile Legends. Apabila ada dari kalian yang menginginkan pembahasan kisah hero Mobile Legends lainnya, silahkan tulis saja di kolom komentar.

Jangan lupa untuk selalu kunjungi teh90blog.com, karena blog ini akan terus memberikan info yang menarik terkait game Mobile Legends.

Terima kasih.

0 Response to "Kisah Hero Arlott Mobile Legends, Pencarian Jalan Pulang Sang Manusia Setengah Iblis"

Posting Komentar

*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel