Kisah Hero Xavier: Sang Arbiter of Light Pencari Kebenaran - Teh90blog

Kisah Hero Xavier: Sang Arbiter of Light Pencari Kebenaran

Kisah Hero Xavier

"Rasa takut terhadap dirimu akan tertanam dalam diri semua makhluk hidup. Keputusanmu akan dipatuhi oleh semua jiwa yang berada di bumi. Dan atas kuasamu, takdir mereka akan tertulis."
~Arbiter of Light~

Xavier merupakan anggota terhebat dalam Knights of Light, sebuah kelompok yang kekuatannya dapat menandingi Light's Order yang dimiliki Moniyan Empire. Tak hanya menjadi anggota terhebat, Xavier juga dikenal sebagai anggota termuda yang memiliki tingkah laku aneh. Xavier terlahir dari keluarga pedagang biasa di Lumina City. Satu hal yang tidak biasa dari kehidupan Xavier berasal dari Ibunya yang merupakan seorang Light Elf. Mungkin karena merupakan keturunan Elf, Xavier terlahir dengan kecerdasan yang luar biasa dan memiliki mata berwarna safir murni. Ayah Xavier dulunya menaruh harapan yang tinggi padanya, berpikir bahwa dia dapat membawa keberuntungan dalam usaha bisnisnya. Akan tetapi, sampai sekarang, Xavier tidak memiliki ketertarikan sedikitpun dengan bisnis keluarganya tersebut, dan memilih untuk bergabung dnegan Monastery of Light saat usianya masih remaja. Sebelum dia pergi, Ibunya yang memiliki kepercayaan penuh kepada King of Light dan memberinya sebuah jubah sihir buatan oleh para Elf.

Bagi para pengikut King of Light, Monastery of Light merupakan sebuah tempat suci dimana mereka rela mengorbankan apapun agar dapat bergabung, dan selama ini hanya sedikit dari mereka yang mampu melewati ujian masuk yang sangat ketat itu. Akan tetapi, itu semua tidak berarti apapun bagi Xavier, karena dia dapat melewatinya dalam sekali percobaan saja, dan alasannya sudah dapat diketahui dengan jelas, karena dia keturunan Elf. Saat masih kecil, Xavier sering pergi keluar rumah untuk bermain dengan kucing di jalanan. Dia memberikan nama baru bagi setiap kucing yang dia temui, ada yang bernama "Pahlawan", ada juga yang dinamainya dengan "Naga Jahat", sementara dirinya menjadi pemimpin. Xavier sangat suka berimajinasi dengan para pahlawannya, hingga pada suatu hari sang "Naga Jahat" menghilang. Xavier pun segera mencarinya, dan akhirnya kucing tersebut berhasil dia temukan saat dalam keadaan terkepung oleh sekelompok anjing liar. Anjing liar tersebut bahkan hampir menerkam sang "Naga Jahat", sebelum akhirnya Xavier berhasil menyelamatkannya. Dengan penuh keberanian, Xavier memeluk sang "Naga Jahat" kesayangannya di tengah kerumunan anjing liar yang seolah tidak memiliki rasa takut kepadanya. Di saat itulah, untuk pertama kalinya, Xavier merasakan aura putih yang panas di dalam tubuhnya, yang berujung pada rasa sakit yang tidak terduga, seolah ada zat misterius yang mengalir keluar dari tubuh Xavier dan menghentikan para anjing liar yang mengepung mereka. Xavier pun akhirnya bisa bernapas dengan lega. Semuanya terjadi dengan sangat cepat, sehingga Xavier tidak menyadari bahwa sebuah keajaiban baru terjadi dalam tubuhnya, dan itu merupakan kebangkitan pertama dari kemampuannya mengendalikan sihir Mystic, sebuah kekuatan langka yang hanya dimiliki segelintir orang saja sepanjang sejarah.

Di dalam perpustakaan Monastery, Xavier menemukan sebuah mantra yang sempurna untuk menyempurnakan sihir Mystic miliknya. Mantra tersebut ditemukannya dalam sebuah buku kuno. Dalam buku tersebut tertulis bahwa mantra itu akan membuat penggunanya memiliki kekuatan yang sangat besar, dengan sejumlah partikel sihir di sekelilingnya. Di bawah kendalinya, partikel sihir yang ditekan akan terbelah dan meledak, menciptakan energi penghancur yang luar biasa dalam sekejap mata. Tak lama setelah Xavier berhasil menguasainya, bakat Xavier langsung diketahui oleh Rod Sidon, Uskup dari Monastery of Light. Sang Uskup kemudian merekrut Xavier untuk menjadi Knight of Light, sebuah kelompok yang anggotanya terdiri dari para pengikut setia King of Light. Knights of Light ini sebenarnya sudah beberapa kali dibubarkan secara paksa oleh kekaisaran sepanjang sejarah, dan hanya baru - baru ini, setelah penyerangan Dyrroth, Gereja menemukan alasan yang cocok untuk mendirikannya kembali. Sejak bergabung dengan Knights of Light, Xavier mendapatkan keuntungan yang tak terhitung jumlahnya dari misi yang diberikan. Begitu banyak keberhasilan yang berhasil dia raih sampai memperoleh pujian dari sang Uskup. Hingga pada akhirnya, pada acara Light Gathering, sang Uskup memasang Badge of Light di dada Xavier dan mengumumkannya sebagai seorang Arbiter of Light.

Tidak lama setelah itu, Xavier menerima misi pertamanya sebagai Arbiter of Light untuk menindas orang - orang sesat dari Guild Free Smiths. Sesuai perintah, Xavier dengan didampingi kumpulan pasukan Gereja, "Raven", untuk menyerang benteng orang - orang sesat. Anggota dari Raven direkrut oleh sang Uskup sendiri yang terdiri dari orang - orang dengan berbagai latar belakang yang ingin menebus dosa - dosanya. Mereka seperti burung gagak yang bersembunyi di balik bayangan, satu - satunya tujuan mereka adalah untuk menyingkirkan semua keburukan yang dapat mempersulit kemunculan Light dengan menghalalkan segala cara.

Quote Xavier

Dengan sebuah serangan andalannya, Xavier kemudian menembus pertahanan benteng itu hanya dengan jentikan jarinya. Namun, apa yang dia lihat di dalam benteng itu setelahnya membuatnya terbungkam. Benteng tersebut ternyata dipenuhi oleh perempuan, anak - anak, dan para orang tua. Xavier bahkan melihat seorang ibu yang masih selamat dengan banyaknya luka disekujur tubuhnya karena serangan sihir Mystic milik Xavier, Ibu tersebut ternyata rela terkena serangan dari Xavier demi melindungi bayinya yang masih tertidur lelap dalam dekapannya. Akan tetapi, dengan segera, para Raven masuk dan membantai semua orang yang tersisa, termasuk Ibu yang Xavier lihat tadi, begitu juga dengan bayinya. Melihat itu semua, Xavier hanya bisa terdiam, sekujur badannya kini gemetar, tergunjang atas banyaknya korban jiwa yang diakibatkan oleh kekuatannya. Xavier lantas berjalan kesana kemari mencari kebenaran, berharap seseorang dapat memberitahunya tentang apa yang sedang terjadi, dan akhirnya dia mengetahuinya dari istri Smith Master yang saat itu menjadi satu - satunya korban serangan Xavier yang masih hidup. Apa yang telah Xavier lakukan ternyata bukanlah menindas orang - orang sesat, melainkan merampas rahasia sihir para Smith. Untuk pertama kalinya, Xavier merasa ragu atas misi yang diberikan oleh sang Uskup. Akan tetapi, ketika dia tengah berbicara dengan istri Smith Master, secara tak terduga seorang Raven datang dan langsung menikamnya dengan pisau.

Wanita tersebut terbunuh dalam sekejap, dan Xavier merasakan pergerakan di belakang bayangannya. Benar saja, terdapat seorang anak kecil berambut merah yang sedang bersembunyi di balik bayangan, raut wajahnya sangat menjelaskan bahwa dia sedang cemas dan takut sekarang. Sontak Xavier langsung berteriak dengan sekuat tenaganya.

"Minggir kalian para Raven! Aku telah bersumpah untuk menghukum orang - orang sesat, namun tidak akan kubiarkan pembunuhan yang keji ini terus terjadi!"

Mendengar teriakan Xavier tersebut, para Raven yang ada disana pun langsung terdiam. Masih dengan penuh amarah, Xavier pun memerintahkan mereka untuk pergi meninggalkan tempat itu. Arbiter of Light lainnya, Alucard, menyaksikan seluruh kejadian itu. Dia pun berusaha menutupinya demi kebaikan Xavier, namun entah bagaimana caranya kejadian itu tetap sampai ke telinga sang Uskup. Bagi sang Uskup, apa yang telah dilakukan Xavier sama dengan memihak orang - orang sesat. Oleh karena itu, dengan penuh rasa kekecewaan, sang Uskup mengirim Xavier menuju perbatasan Moniyan Empire untuk menjalankan misi berbahaya melawan pasukan Abbys. Selama sepuluh tahun berikutnya, Xavier selalu dihantui dengan seluruh pembantaian yang terjadi di dalam benteng. Dia tak bersemangat lagi untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dan sering mengejek rekannya dengan kata - kata yang penuh sarkas.

Keadaan tersebut terus berlanjut hingga akhirnya Rod Sidon menjadi Uskup Agung yang baru, yang kemudian memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua kepada Xavier dan memanggilnya kembali ke sisinya untuk memimpin para pelindung yang mempertahankan ketentraman di Lumina City. Menanggapi hal tersebut, Xavier langsung menerima posisi barunya itu dengan penuh antusias. Tak lama setelah Xavier bergabung lagi dengan Arbiter of Light, tanda keberadaan orang sesat di Lumina City hampir menghilang, dan Gereja mengambil kesempatan ini serta mengklaim bahwa ini semua karena Uskup Agung yang mengikuti perkataan King of Light. Akan tetapi, Xavier masih melihat adanya ketidakadilan di Lumina City yang membuatnya tidak percaya lagi dengan propaganda yang dibuat Gereja. Dia mulai mengejek rekannya dengan komentar penuh sarkas dan hanya setengah - setengah dalam menjalankan tugasnya. Pemikiran untuk melawan atau meninggalkan tugasnya sering terlintas dalam benaknya. Namun janji yang telah dia buat untuk mengabdi kepada Uskup Agung dan bertarung untuk Light selama sisa hidupnya tak bisa dia abaikan.

Di balik ketidakacuhan Xavier, terdapat usaha yang tiada akhir, dan dalam setiap masa yang berlalu, dia harus meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak jatuh ke dalam kekosongan hatinya. Xavier masih menunggu sebuah titik balik kejadian dari takdirnya, entah itu untuk mati, pergi, ataupun berubah. Selama Light Gathering yang diadakan oleh Uskup Agung, Xavier menerima sebuah misi rahasia untuk berpatroli di Lumina City dan menghapus semua simbol orang - orang sesat. Saat tengah menjalankan misinya tersebut, Xavier bertemu dengan Melissa dan Yin yang sedang dikejar oleh para iblis. Terdapat simbol orang sesat pada kedua anak tersebut, dan seharusnya Xavier menangkap mereka untuk kemudian diserahkan ke pihak Gereja. Akan tetapi, Xavier hanya bisa menatap kedua anak muda itu dengan diam, pikirannya kini teralihkan setelah melihat Yin yang terluka sambil melindungi seorang anak di jalan, bayangan seorang ibu yang sepuluh tahun lalu mati karenanya kini mulai kembali menyerang pikirannya. 

Quote Xavier

"Aku dulu tidak memiliki pilihan, namun bagaimana dengan sekarang? Apakah aku harus menangkap mereka, membebaskannya, atau membunuhnya?" Tanya Xavier dalam hati. Berbagai pergolakan kini mulai terjadi dalam diri Xavier, dan dia tidak bisa memutuskan pilihan mana yang harus dia ambil. Setengah dari jiwanya menginginkan untuk membebaskan mereka, namun setengahnya lagi menentangnya dan memilih untuk menuruti misi yang telah diberikan oleh Uskup Agung.

Waktu terus berjalan, dan Xavier harus segera memutuskannya. Dengan segenap kepercayaannya, kini Xavier menyerahkan semuanya kepada hati nuraninya yang paling dalam "Kali ini, pilihan ada di tanganku, dan aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."

~Tamat.~


KATA - KATA XAVIER

This time, the choice is mine
Kali ini, pilihan ada di tanganku

The show begins
Pertunjukan dimulai

It took me 10 years to see the truth
Butuh waktu 10 tahun bagiku untuk melihat kebenaran

They will atone for what they did, one way or another
Mereka akan membayar atas apa yang telah mereka lakukan, bagaimanapun caranya

Higher-ups? Hmm... Just a bunch of hypocrites
Para petinggi? Hmm... Hanya sekumpulan orang munafik

Mystic magic? Funny how they label things they don't understand
Sihir mistis? Aneh bagaimana mereka bisa menamai hal yang tak mereka mengerti

Heretic, how daring of them to utter that word
Ajaran sesat, beraninya mereka menyebut kata itu

Light, I will show them light
Cahaya, akan kutunjukkan cahaya kepada mereka

Tough enemies, I don't fear, dumb allies?
Aku tidak takut kepada musuh yang kuat, rekan yang bodoh?

Ravens? Huh, how obnoxious
Ravens? Huh, menyebalkan

One day, you'll stop searching for someone to blame
Suatu hari, kamu akan berhenti mencari orang untuk disalahkan

No disguise can fool my eyes, except that one time
Tidak ada penyamaran yang bisa menipu mataku, kecuali yang waktu itu

Huh... All wasted
Huh... Semuanya sia - sia

Light forever shines upon my cloak
Cahaya akan selamanya menyinari jubahku

Struggle is meaningless
Tidak ada gunanya melawan

Light shows no mercy
Cahaya tidak memiliki belas kasihan

When meeting Yin

Cool it boy
Keren

When meeting Melissa

Hmm... We meet again
Hmm... Kita bertemu lagi

Basic attack

Come closer!
Mendekatlah!

Crumble into dust!
Hancurlah menjadi debu!

Meet your fate!
Temui takdirmu!

When killing an enemy

Not even close
Mendekati saja tidak

Pathetic
Menyedihkan

Didn't even break a sweat
Bahkan tidak membuatku berkeringat

When killing lord

While what's next?
Jadi, bagaimana selanjutnya?

When buying item

Hmm, magic
Hmm, sihir

How intriguing
Sungguh menarik

The enchantments are beckoning
Sihir ini sungguh menakjubkan

While doing recall

To where the path started
Menuju dimana ini semua dimulai

Just a tiny break
Hanya istirahat sebentar

Ultimate

Combust!
Terima ini!

Death

We're not done here
Pertarungan kita belum selesai disini

Hero resurrections

To be reborn again
Terlahir kembali

The show continues
Pertunjukan berlanjut

***

Sekian pembahasan saya terkait kisah hero Xavier. Apabila ada dari kalian yang menginginkan pembahasan kisah hero Mobile Legends lainnya, silahkan tulis saja di kolom komentar.

Jangan lupa untuk selalu kunjungi teh90blog.com, karena blog ini akan terus memberikan info yang menarik terkait game Mobile Legends.

Terima kasih.

0 Response to "Kisah Hero Xavier: Sang Arbiter of Light Pencari Kebenaran"

Posting Komentar

*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel