Cerpen Keberanian Dari Seorang Penakut - Teh90blog

Cerpen Keberanian Dari Seorang Penakut

Hai Semuanya!

Hari ini saya akan share cerpen buatan saya sendiri yang berjudul Keberanian Dari Seorang Penakut. Cerpen ini berkisah tentang seorang penakut yang berjuang untuk melawan rasa takutnya. Agar tahu lebih lanjut bisa kalian baca sendiri.


Keberanian Dari Seorang Penakut
Karya : Dava Lucky P.

                                              
          Dikelilingi hutan dan pegunungan, rumah yang hanya beratap jerami dan berdinding kayu, disitulah Eren dan keluarganya tinggal. Mereka tinggal di daerah terpencil karena mereka tidak mau tinggal di kota yang penuh kebisingan. Jarak rumahnya dari kota terdekat sekitar 45 km. Keluarga Eren bekerja sebagai petani dan peternak karena mereka memiliki lahan yang sangat luas untuk bertani dan beternak.
   “Pagi Eren, ayo bangun. Pekerjaanmu menumpuk tuh” Kata Ibu Eren saat membangunkan Eren.
   “Iya Bu.” Jawab Eren dengan pelan sambil mulai membuka mata.
   “Ayahmu sedang berburu dan katanya baru mau pulang nanti sore, jadi setelah menyelesaikan pekerjaanmu, nanti bantu memberi makan kerbau yang ada di belakang rumah ya?.” Kata Ibu Eren saat mendengar jawaban Eren.
   “Ha??? Tapi kan pekerjaanku kan masih banyak Bu, lagipula aku kan takut sama kerbau Bu, nanti kalau aku diseruduk bagaimana?” Jawab Eren.
   “Eren, kamu kan sudah bukan anak kecil, kamu harus belajar menghadapi rasa takutmu.” Jelas Ibu Eren.
   “Baiklah bu, nanti saya coba.” Jawab Eren.

          Setelah berkata tersebut, Eren mulai melakukan pekerjaannya yaitu memberi makan ayam dan menyirami perkebunan. Setelah pekerjaan tersebut selesai, Eren lalu pergi ke belakang rumah sambil membawa rumput untuk diberikan kepada kerbau tersebut.
Eren berjalan perlahan sambil mengumpulkan keberanian. Tetapi, pada saat akan meletakkan rumput, secara tiba-tiba kerbau itu langsung menatap Eren, Eren pun langsung lari sekencang mungkin menjauhi kerbau itu.
   “Eren,kamu kenapa?” Tanya Ibu Eren keheranan.
   “Eren dikejar kerbau bu.” Jawab Eren sambil menghela nafas.
   “Hahahaha, padahal kan kerbaunya diikat ke pohon. Bagaimana dia bisa mengejarmu??” Jawab Ibu Eren sambil tertawa.
   “Tapi bu. Kerbau itu tatapannya sangat kejam bu. Jadi saya takut bu.” Kata Eren.
   “Eren, kamu kan anak laki-laki, harusnya kamu itu berani, kamu kan kelak akan menjadi kepala keluarga” Jawab Ibu Eren untuk meyakinkan anaknya.
   “Tapi bu” Jawab Eren.
   “Yasudah, kamu pulang ke rumah lalu istirahat dulu.” Kata Ibu Eren.
   “Baiklah bu” Jawab Eren dengan penuh semangat.

          Setelah sampai di rumahnya, Eren segera mandi lalu tidur dengan nyenyaknya. Beberapa waktu kemudian, tiba-tiba Eren mendengar ada seseorang yang memanggil namanya.“Eren, Eren, bangun Eren, jam berapa ini?” Setelah mendengar kata tersebut, Eren kemudian membuka matanya perlahan, ternyata yang memanggilnya tadi adalah Ayahnya.
   “Oi bangun Eren” Kata Ayah Eren.
   “Ada apa yah? Ayah sudah pulang ya?” Jawab Eren.
   “Kamu sadarlah dulu. Ini sudah jam 2 pagi, ayah sudah pulang sejak jam 5 sore tadi.” Kata Ayah Eren.
   “HA??? Jam 2 pagi?? Aku sudah tidur selama 11 jam” Jawab Eren sambil terkejut.
   “Tidak masalah berapa jam tidurmu. Dengar Eren, aku ingin bebicara sesuatu denganmu. Bisakah kau ikut denganku ke suatu tempat sekarang?” Kata Ayah Eren.
   “Kemana yah?? Apa tidak bisa nanti pagi saja??” Tanya Eren kebingungan.
   “Pokoknya kamu ikut saja. Ayo!” Ayah Eren lalu mulai berjalan keluar rumah sambil membawa obor untuk penerangan.
   “Baiklah” Jawab Eren sambil berjalan menyusul Ayahnya.

          Mereka kemudian berjalan melewati kegelapan. Cahaya yang ada adalah obor dan sinar bulan. Tak lama kemudian, Ayah Eren kemudian berhenti lalu berkata “Sekarang coba kamu yang berjalan duluan”
   “Tapi yah,disini gelap sekali” Jawab Eren sambil ketakutan.
   “Eren, kamu harus bisa melawan rasa takutmu, jangan biarkan itu menguasai dirimu Eren.” Kata Ayah Eren
Eren pun lalu berjalan perlahan ke depan. Kemudian, ada hewan kecil beterbangan mulai ada di sekitar Eren “Yah,apa ini. Apakah mereka menggigit?” Tanya Eren kepada Ayahnya.
   “Kadang, dalam beberapa keadaan, kau harus melawan rasa takutmu walaupun tubuhmu menolak hal itu.” Sambil berkata begitu, Ayah Eren meniup hewan tersebut, lalu hewan tersebut kemudian mengeluarkan cahaya. Ternyata hewan tersebut adalah kunang-kunang.
   “Terkadang apa yang kau takutkan tidak semuanya itu menakutkan. Jadi, kau harus berani” Kata Ayah Eren sambil memandang ke arah Eren. “Ayah ingin memberikan pekerjaan kepadamu, apabila kau bisa menyelesaikannya maka kau akan jadi seorang pemberani. Apakah kau siap menerima pekerjaan itu?”
   “Apa pekerjaannya yah?” Tanya Eren.
   “Persediaan rumput di rumah kita sudah habis Eren. Jadi daripada kamu harus mencari rumput, lebih baik besok kamu bawa kerbau peliharaan kita ke padang rumput dekat bukit itu. Ayah tahu jaraknya cukup jauh, jadi kalau kau tersesat kau hanya perlu untuk mengikuti sungai ini. Karena rumah kita tepat di sebelah sungai ini. Bisakah kau melakukannya?” Jelas Ayah Eren dengan panjang lebar.
   “Kalau ini akan membuat aku menjadi berani. Aku akan berusaha untuk menyelesaikannya.” Jawab Eren sambil memandang kearah Ayahnya.

          Pagi harinya, Eren lalu mengumpulkan seluruh keberaniannya dan kemudian menuntun kerbau itu ke padang rumput yang ada di dekat sungai. Eren berjalan beriringan dengan kerbau itu sambil berkata “Ternyata benar apa yang Ayah katakan, tidak semua yang aku takutkan itu menakutkan.”
Setelah itu, tiba-tiba kerbau itu menghadap ke kanan seakan-akan ia ingin kesana, ternyata di sebelah kanan itu ada padang rumput yang hijau, tetapi sayangnya padang rumput itu terletak di seberang sungai dan tidak ada jembatan untuk melewati sungai tersebut. Eren kemudian mencari akal, tetapi tiba-tiba kerbau itu lari kearah sungai itu untuk melewati sungai itu agar sampai ke padang rumput. Namun kerbau itu tidak pandai berenang lalu perlahan-lahan mulai hanyut. Tanpa pikir panjang, Eren langsung menceburkan dirinya ke sungai untuk menolong kerbau tersebut. Naasnya, saat akan menolong kerbau tersebut kepala Eren tiba-tiba terkena batu sungai, Eren pun langsung pingsan seketika.

          Setelah tersadar, Eren bangun di tepi sungai, Eren kemudian mulai bertanya pada dirinya               “Dimana aku?? Apa yang terjadi?? Dimana rumahku?? Tempat apa ini??”
 Eren lalu mulai berjalan ke bawah pohon di tepi sungai sambil berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
   “O… ya aku tadi akan menyelamatkan kerbauku yang akan hanyut terkena arus sungai lalu aku bangun disini, apa aku terkena benturan sehingga aku pingsan? Lalu dimana aku sekarang? Bagaimana kalau ada yang ingin membunuhku?” Kata Eren dalam hati sambil diliputi rasa ketakutan, kesedihan dan kekhawatiran.
   “Lalu apa yang harus kulakukan sekarang???” Kata Eren sambil menangis. Sambil menangis Eren lalu mengingat kata ayahnya “Jalan pulang satu-satunya adalah menyusuri sungai, jadi aku harus menyusuri sungai ini agar sampai ke rumah” setelah berkata begitu, Eren kemudian berdiri dan berlari menyusuri sungai tersebut. Eren berhenti berlari pada malam hari. Eren tidak pernah tidur pada saat malam hari karena ia terlalu takut mendengar lolongan serigala yang ada pada malam hari. Jadi, pada saat malam hari Eren berkeliling mencari sesuatu untuk dimakan lalu melanjutkan perjalanannya lagi pada pagi hari.

          Hari-hari berlalu dengan cepat, tak terasa Eren sudah menyusuri sungai itu selama 4 hari. Perjalanannya yang melelahkan itu belum mencapai akhirnya. Lalu, saat ia beristirahat sejenak sambil menghela nafas karena lelah berlari, ia kemudian merasakan angin yang baginya terasa aneh. Langit yang semula cerah berawan tiba-tiba tertutup oleh awan hitam. Ternyata angin topan yang berukuran besar sedang menuju kepadanya. Seketika itu, ia lalu berlari ke arah hutan untuk menjauhi angin tersebut, karena angin semakin mendekat, ia lalu berpegangan pada pohon yang besar berharap angin tidak akan kuat menerbangkan pohon tersebut. Setelah angin berhenti ia menyadari bahwa sungai untuk jalan pulang sudah hilang entah kemana. Sejauh mata memandang, ia hanya melihat pohon-pohon yang tumbang terkena angin. Ia kemudian berjalan tak tentu arah hingga pada suatu hari ia melihat seseorang.
   “Oi !!!!!! Siapapun yang ada disana tolong aku!” Teriak Eren begitu keras sampai tenggorokannya kering.
Orang itu lalu menengok kemudian berjalan kearah Eren. Semakin dekat semakin terlihat bahwa ia adalah seorang laki-laki dewasa yang membawa senapan.
   “Dia membawa senapan, bagaimana jika ia seorang pembunuh?” Kata Eren dalam hati sambil keringat di badannya keluar karena ketakutan.
   “Hai nak, sedang apa kau disini?” Kata orang itu saat berada di depanku. Mataku hanya bisa memandang kearah senapan itu sambil berharap ia bukan pembunuh.
   “A..a…aku sedang mencari jalan pulang” Jawab Eren sambil ketakutan setengah mati.
   “Kau tidak usah takut padaku nak, aku hanyalah seorang peternak yang sedang mencari hewan ternaknya yang hilang. Aku bukanlah seorang pembunuh” Kata laki-laki itu.
   “Kau mencari jalan pulang? memangnya dimana rumahmu?” Tambah laki-laki itu.
   “Aku hanya tahu bahwa rumahku berada di tepi sungai. Apa kau melihat sungai disini pak?” tanya Eren.
   “Aku tahu sungai didaerah sini, tapi jaraknya cukup jauh. Ngomong-ngomong perkenalkan nama saya adalah Ganta. Panggil aja Pak Ganta” Jawab laki-laki itu.
   “Nama saya Eren pak.”Jawab Eren.
   “Pak Ganta, anda tadi bilang kalau anda kehilangan hewan ternak anda. Anu… apakah saya boleh tahu hewan ternak yang bapak cari?” Tanya Eren kepada Pak Ganta.
   “Saya kehilangan 30 domba 5 hari yang lalu akibat adanya hujan lebat. Sejak saat itu, saya coba mengikuti jejaknya dan baru kemarin saya kehilangan jejaknya. Kamu mau membantu saya? Nanti saya juga akan beritahu letak sungai itu sebagai gantinya.” Jawab Pak Ganta.
   “Baiklah pak, saya setuju pak!” Jawab Eren dengan yakin.

          Setelah itu, mereka berdua kemudian berusaha mencari domba yang hilang tersebut, tapi belum juga membuahkan hasil. Saat malam tiba, Pak Ganta dan Eren pun duduk beristirahat di bawah sinar bulan yang terang.
   “Eren, kamu tidurlah, biar saya yang berjaga disini.” Kata Pak Ganta.
   “Saya tidak bisa tidur pak, sejak saya tersesat saya belum pernah tidur pada malam hari karena takut pada lolongan serigala yang saya dengar setiap malam.” Jawab Eren sambil matanya menatap kearah bulan.
   “Saya dulu takut pada serigala karena saya dulu pernah diserang oleh serigala,tetapi pada suatu hari saya bertemu dengan 2 serigala yang ganas yang siap untuk menyerangku, lalu aku ingat perkataan ayahku pada saat masih kecil bahwa hadapilah ketakutan yang kau alami dengan nalurimu. Lalu saat itu aku melolong seperti serigala berharap agar serigala itu takut. Tak lama kemudian ayahku datang dan menembak 2 serigala tersebut, sebenarnya lolonganku itu tidak membuat serigala takut. Tetapi lolongan tersebut membuat ayahku datang dan menyelamatkanku dan semenjak hari itu, aku tidak takut pada serigala. Jadi intinya hadapilah rasa takutmu dengan cara apapun yang kau bisa.” Jelas Pak Ganta secara panjang lebar.


          Pagi harinya mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian domba pak Ganta. Lalu pada akhirnya domba Pak Ganta ditemukan, mereka berada di padang rumput yang ada di daerah itu. Tetapi sayangnya terdapat beberapa serigala yang kelaparan yang mengincar domba tersebut.
   “Bagaimana caranya agar kita bisa menyelamatkan domba itu dari serigala?” Tanya Eren.
   “Aku bisa menembak 2 serigala dari sini tetapi masih ada 2 serigala disana, aku tidak mungkin bisa mengurus semuanya. Jadi, begini rencananya Eren, kau kesana dan buat 2 serigala itu takut dengan cara yang kau bisa. Aku tahu kau mungkin penakut tetapi aku yakin bahwa kau bisa menghadapi ketakutanmu itu. Jadilah berani Eren!!” Jelas Pak Ganta.
Eren menghela nafas lalu berkata “Aku akan berjuang!!”
   “Baiklah Eren kita mulai rencananya” Kata Pak Ganta
Eren lalu mulai mendekat kearah 2 serigala yang menjadi sasarannya. Sementara itu, disisi lain Pak Ganta sedang membidik serigala menggunakan senapannya. Eren lalu mengendap-endap mempersunyi langkahnya saat mendekati serigala sambil berkata “Aku harus bisa!. Kali ini aku harus bisa!” Saat berada di tempat yang pas, Eren kemudian berlari kearah serigala dan berteriak dengan kencang “ LARILAH KAU SERIGALA!! Hyaaaa!!!!” sambil melempar batu kearah serigala agar serigala tersebut takut. Alhasil serigala itu lari terbirit-birit karena ulah Eren tersebut.
Eren kemudian berteriak “Pergilah kau dasar pengecut!! Hahahahahaha” Eren berteriak sambil tertawa karena puas.

          Domba akhirnya berhasil ditemukan dan diselamatkan, Pak Ganta kemudian mengantar Eren ke sungai yang Eren cari. Setelah sungai tersebut ditemukan, Pak Ganta berterimakasih kepada Eren.
   “Terimakasih Eren kamu telah membantu saya menemukan domba saya, maaf saya hanya bisa mengantarmu sampai sini karena arah kita berbeda. Eren kamu adalah orang paling berani yang pernah kukenal.” Kata Pak Ganta saat mengucapkan perpisahan.
   “O..ya titip salam kepada keluargamu dirumah ya..” Tambah Pak Ganta saat mulai pergi menjauh.
   “Saya pasti tidak akan melupakannya, terimakasih” Kata Eren dalam hati.
Eren lalu melanjutkan perjalanannya menyusuri sungai untuk pulang. Tetapi, tiba-tiba langit berwarna hitam mencekam ditambah petir yang menggelegar membuat Eren ketakutan tetapi ia tahu ia harus menghadapi ketakutannya tersebut. Walaupun hujan mulai mengguyur ditambah dengan petir yang menyambar pohon-pohon di sekitarnya tidak membuat nyalinya mengecil. Walaupun dalam hatinya ia merasa takut, tapi tubuhnya sekarang sudah tidak takut lagi sehingga Eren masih terus berlari.

          Tak berapa lama kemudian, hujan mulai mereda, langit mulai cerah dan akhirnya ia mulai melihat rumahnya yang berada di tepi sungai. Eren kemudian mempercepat langkahnya saat akan sampai ke rumah.
   “IBU!! Aku pulang!!” Teriak Eren.
   “Eren?? Oh astaga Eren!!” Teriak Ibu Eren sambil lari menghampiri anaknya.
Eren kemudian memeluk ibunya karena sudah lama tidak bertemu. Ayah Eren pun saat itu berlari lalu memeluk istri dan anaknya.
   “Anakku, sekarang kau sudah jadi seorang yang pemberani. Kau bahkan lebih pemberani daripada Ayah.” Kata Ayah Eren.
   “Aku belum menjadi pemberani seperti Ayah, hatiku masih merasa takut. Menurutku ini lebih pantas disebut keberanian dari seorang penakut.Jelas Eren.

0 Response to "Cerpen Keberanian Dari Seorang Penakut"

Posting Komentar

*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel