Kisah Hero Vexana, Sang Putri Penjaga Necrokeep
15/08/24
0 Komen
Putri Vexana Gaius merupakan satu dari banyak orang yang belum pernah meninggalkan kota Lumina City. Tak pernah ada niat sekecil apapun dari dirinya untuk meninggalkan kota yang penuh dengan kemegahan itu. Seluruh jiwanya seakan sudah terikat dengan Ibukota Moniyan yang hangat dan makmur, bukan di sebuah benteng menyeramkan yang letaknya jauh di pendalaman wilayah selatan Land of Dawn.
Namun, kehidupannya terikat oleh keinginan ayahnya yang berencana akan
menikahkannya dengan seorang pangeran dari Duke Atticus of Ridgeburg.
Pernikahan itu semata - mata untuk menyatukan pengaruh dari 2 keluarga besar
itu.
Masalahnya, Duke Atticus hidup jauh di wilayah selatan yang keadaannya jauh
berbeda dari Lumina City. Bagaikan langit dan bumi, wilayah itu
sepenuhnya berbeda jauh dari apa yang selama ini Vexana dapatkan selama di
Lumina City.
Untuk menghibur Vexana, sebelum keberangkatannya ke wilayah selatan Duke
Atticus secara rutin mengirimkannya surat yang menggambarkan keadaan
kerajaannya. Di dalam surat itu tertulis bahwa wilayah selatan telah
diberkati oleh dewa kuno, dan saat malam tiba embun - embun rerumputan akan
memantulkan cahaya bulan yang memukau setiap mata yang melihatnya.
Vexana memuji kepedulian dari Duke, tetapi kata - kata puitis itu tidak
cukup untuk mampu menghiburnya. Hal yang lebih buruk lagi adalah orang yang
ditemui Vexana ternyata malah tidak hadir untuk menyambut kedatangannya di
Ridgeburg. Dia diberi tahu bahwa Duke Atticus telah meninggalkan
istana satu hari sebelumnya, dan dia pergi untuk menjalankan misi membasmi
kerumunan iblis yang dilaporkan di perbatasan.
"Iblis katamu? Di tempat ini ada iblis?" Tanya Vexana dengan penuh rasa
gelisah ketika mendengar kata iblis yang dianggapnya sebagai makhluk mitos
semata saat berada di kerajaan Moniyan. Dia tidak dapat membayangkan
betapa sulitnya situasi yang akan dia hadapi kedepannya.
Melihat dinding istana yang lembab dan kotor, keadaannya sangat berbeda jauh
dari ruangannya dulu yang hangat dan diterangi oleh sinar mentari sepanjang
harinya di Lumina City. Pemandian air hangatnya, jamuan yang mewah,
dan para dayang yang selalu ada untuk memenuhi segala keinginannya,
kehidupannya bagaikan surga dunia yang didambakan oleh semua orang.
Namun, sekarang yang dia miliki hanyalah kesatria berparas gelap bernama
Leomord yang dia pikir lebih sesuai untuk mengawasi kapal daripada
mengawasinya. Tapi, dibalik semua kemalangan itu, Vexana masih berharap
bahwa mungkin jika dia mengirim surat untuk ayahnya mengenai keadaan di
rumah barunya itu, mungkin ayahnya akan berubah pikiran. Tanpa pikir
panjang, Vexana langsung mencari secarik kertas dan sebuah pena, beragam
keluh kesahnya mulai dirangkai menjadi kalimat - kalimat manis untuk
meyakinkan hati sang ayah.
Akan tetapi, tiba - tiba terdengar sebuah keributan dari luar yang
mengganggu ketenangannya. Sepertinya ada tumpukan duri yang diletakkan di
pagar istana.
"Orang - orang disini pasti ingin menakutiku." Ucap Vexana dalam benaknya.
Dia pun menyuruh Leomord untuk menemukan pelakunya yang ternyata hanyalah
seorang anak kecil biasa. Menurut anak kecil itu, duri yang dia letakkan di
pagar istana adalah Moonlight Grass yang konon bisa menenangkan
pikiran orang, dan dia bermaksud untuk menenangkan Vexana karena sedari tadi
wajahnya terlihat sangat kusut.
Vexana pun menghela napas, sebuah senyuman manis mulai terlihat di wajahnya.
Dia merasa malu karena telah berpikir yang tidak - tidak kepada setiap orang
yang ada di wilayah itu. Dia pun mengeluas kepala anak itu dan berterima
kasih kepadanya.
"Mungkin aku bisa mencoba hidup disini sampai minggu depan." Ucapnya. Surat
keluhan kepada ayahnya pun tidak jadi dia selesaikan, segenap tenaganya kini
dia gunakan untuk menikmati kehidupan barunya di istana yang lembab itu.
Satu minggu pun berlalu, dua minggu, tiga minggu, dan entah sudah berapa
lama Vexana ada di istana itu. Keinginannya untuk pulang mulai hilang sebab
setiap harinya dia mendapatkan surat dari Atticus yang sangat merindukan
pertemuan pertamannya dengan Vexana. Bagaimanapun juga, hal itulah tujuan
utama Vexana datang ke tempat itu, dan sayangnya semenjak kedatangannya Duke
Atticus tak juga kunjung pulang.
Dua tahun pun telah berlalu. Sang putri dari wilayah utara yang lembut dan
muda itu kini telah tumbuh menjadi seorang bangsawan yang dewasa dan
bijaksana. Berjalan melalui jalan berlumpur, menyelesaikan beragam masalah
yang dialami oleh rakyatnya sudah menjadi rutinitas yang selalu dia jalani
setiap harinya. Vexana tidak lagi ingin meninggalkan kota itu, sebab
semenjak kepergian Duke Atticus hanya dia lah satu - satunya harapan yang
dimiliki oleh para warga disana.
Pada suatu hari, sebuah kabar gembira pun tersebar ke seluruh penjuru kota.
"Duke telah kembali! Sang raja telah pulang!" Teriak para warga penuh dengan
rasa senang menyambut pemimpinnya yang telah lama pergi berjuang di medan
perang melawan iblis. Jantung Vexana berdegup kencang mendengar riuhnya
keadaan di jalanan yang kini telah ramai dipenuhi orang.
Dia telah menunggu momen itu untuk melihat wajah Atticus yang telah
dinantinya sejak hari pertama dia tiba. Hanya saja, saat melihat wajah
Atticus untuk pertama kalinya, dia malah merinding ketakutan.
Dalam suratnya, Duke Atticus terdengar seperti seseorang yang bergairah dan
penuh semangat, tetapi pria yang di hadapannya malah terlihat sebaliknya.
Tatapannya sepi dan kosong, jiwanya seolah telah hilang termakan oleh iblis
yang selama 2 tahun ini dia lawan.
Tetapi mau bagaimanapun keadaannya, dia lah yang tetap akan menjadi
suaminya. Acara pernikahan keduanya pun langsung disiapkan, seluruh orang
mulai berkumpul di Ridgeburg untuk menyaksikan pernikahan itu. Dengan
bunga di tangannya, Vexana pun hanya bisa menatap pasangannya dengan pasrah
sembari dia membuka kotak yang berisi cincin pernikahan mereka.
Kotak yang berhias permata itu dibukanya dengan perlahan. Dan alangkah
terkejutnya mereka karena isi dari kotak tersebut bukanlah cincin
pernikahan, melainkan sepasang sayap sihir yang diikuti dengan suara jahat
yang bergema di dinding ruangan itu.
"Sambutlah dunia kematian!" Sebuah suara misterius mulai bergema di seluruh
penjuru ruangan, menyebabkan orang - orang ketakutan dan mulai berlarian ke
segala arah.
Tak cukup sampai disitu, entah bagaimana caranya Duke Atticus dan para
pasukannya yang baru kembali dari medan perang secara misterius mulai
menyerang rakyatnya sendiri. Mereka semua seolah sedang kerasukan iblis dari
Abyss yang selama ini mereka lawan. Peperangan pun tak terelakkan,
para pelindung kota mulai berkumpul untuk melindungi setiap orang dari
serangan Abyss, namun sayangnya karena kalah jumlah mereka semua
langsung dilumat habis dalam sekejap.
Vexana terdiam sejenak melihat pasangannya yang kini mulai menyerangnya
dengan penuh amarah. Sembari mengangkat pedangnya, dia mulai berteriak
dengan seluruh tenaga yang dia punya.
"HENTIKAN!"
Pria yang dirasuki iblis itu pun berhenti seakan - akan suara Vexana
menghidupkan lagi api kedamaian yang selama ini telah padam di hatinya.
Tangannya yang dingin itu pun digenggam Vexana dengan erat sembari berkata.
"Atticus, tolong... ini bukanlah dirimu."
Dan dengan sentuhan darinya, Atticus berhasil memulihkan kesadarannya. Namun
sayangnya momen itu tidak berlangsung lama, kesadaran Atticus secara
perlahan kembali dikuasai oleh iblis. Sebelum seluruh kesadarannya kembali
diambil alih, Atticus dengan tegas menyuruh Leomord untuk menusuk
jantungnya.
Dengan terpaksa Leomord pun menuruti keinginan tuannya itu. Dia pegang kuat
- kuat pedang andalannya, lalu dengan cepat pedang itu ditusukkannya tepat
ke arah jantung dari Duke Atticus.
Di ujung napasnya, Atticus mengungkap sebuah rahasia gelap yang hanya
diketahui oleh keluarga kerajaan Ridgeburg kepada Vexana. Berabad -
abad yang lalu ketika perang besar sedang berkecambuk, penderitaan dan
amarah dari ratusan petarung yang telah gugur berubah menjadi sebuah kutukan
yang menyeramkan. Kutukan itu dapat menghancurkan apapun yang memiliki sihir
dari Abyss, tapi yang tidak memiliki sihir Abyss akan
menghadapi penderitaan yang lebih kejam.
"Kabutnya... jika tidak ada pilihan lain..." Itulah kalimat terakhir yang
Vexana dengar dari Atticus.
Keadaan kota masih kacau balau dengan banyaknya pasukan iblis yang menyerang
setiap orang yang mereka temui. Keadaan semakin diperparah dengan datangnya
pasukan iblis yang mulai terlihat dari luar kerajaan.
Dengan penuh rasa takut, Vexana mengangkat tongkat milik Atticus, kekuatan
sihir yang mengalir di darahnya pun meledak, dia telah memilih untuk
melindungi kota itu dengan segenap hidupnya.
Sebuah kabut yang gelap pun muncul dari langit dan menutupi seluruh kota
Ridgeburg. Setiap orang yang bersentuhan dengan kabut itu berteriak
ketakutan, warna kulit mereka memudar dalam sekejap. Kesatria iblis pun
seketika berubah menjadi debu, sementara pasukan iblis yang ada diluar mulai
berbalik dan mundur kembali ke wilayah asalnya. Vexana hampir dapat
merasakan jiwanya keluar dari raganya.
Di tengah bencana yang terjadi di hadapannya, dia terjatuh, hatinya dipenuhi
dengan rasa bersalah. Namun, penduduknya datang dan mengelilinginya, tidak
untuk menyalahkannya, tetapi untuk berterima kasih kepadanya karena telah
menyelamatkan mereka dari serangan Abyss.
Kabut gelap itu pun menyelimuti seluruh wilayah Ridgeburg selama
ratusan tahun lamanya. Semenjak benteng kota itu hancur, namanya perlahan
mulai terlupakan. Kini orang - orang menyebutnya sebagai Necrokeep,
rumah bagi para mayat hidup dan jiwa yang bergentayangan.
Setiap pagi, anak - anak memasuki pintu sekolah yang telah hancur, dan
ketika malam tiba, seluruh keluarga akan menikmati makan malam mereka di
meja yang telah lapuk, makanan yang mereka makan pun tidak lain adalah debu.
Tidak masuk akal memang, tapi itulah yang mereka lakukan untuk mengingat
kembali kehidupan mereka saat masih menjadi manusia normal.
Vexana pun tidak pernah lagi berpikiran untuk meninggalkan wilayah itu. Dia
ingin menepati janjinya kepada Duke Atticus untuk menjadi pemimpin bagi
rakyat Ridgeburg yang sekarang dikenal dengan nama Neckrokeep.
Meski semua rakyatnya kini telah menjadi arwah yang bergentayangan, namun
mereka tetap menganggap Vexana sebagai sosok ibu yang mencintai dan selalu
menjaga mereka.
Vexana percaya dengan seluruh hatinya bahwa suatu hari dia dapat menemukan
cara untuk menghilangkan kutukan itu agar rakyatnya dapat hidup normal lagi.
~Tamat.~
0 Response to "Kisah Hero Vexana, Sang Putri Penjaga Necrokeep"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan