Dune (2021) Film Review
29/10/21
0 Komen
Antusiasme yang tinggi tentang film Dune akhirnya membawa saya untuk ikut menikmati alur ceritanya yang bahkan pada awalnya saya nggak tau ini film bercerita tentang apa. Dune memang menyajikan berbagai hal yang baru, yang belum pernah ada di film lainnya, namun dengan plot yang terkesan sedikit lambat. Yap, menurut saya gambaran besar Dune memang seperti itu, namun untuk hal yang lainnya, mari simak saja postingan ini sampai akhir.
Dune merupakan film fiksi ilmiah yang disutradarai oleh
Denis Villeneuve, orang yang sama dibalik kesuksesan film Arrival dan
Blade Runner 2049 pada tahun 2016 - 2017 silam. Mengingat
track record film buatannya yang memiliki alur cerita sangat kompleks,
maka tak heran jika ternyata formula tersebut kembali ia terapkan dalam Dune.
Mengadaptasi cerita dari novel karya Frank Herbert dengan judul yang
sama, Dune mengisahkan tentang seorang ahli waris keluarga Atreides bernama
Paul, diperankan oleh Timothée Chalamet, yang harus melakukan
kewajibannya di planet paling berbahaya, yaitu planet Arrakis, untuk
mendapatkan kehormatan dan memastikan kehidupannya di masa yang akan
datang.
Oiya, sebelum membahas tentang Paul, saya akan terlebih dahulu menjelaskan
beberapa keluarga yang nantinya akan muncul dalam film Dune. Yang pertama
adalah keluarga Atreides, dengan ayah Paul, Duke Leto, sebagai pemimpinnya.
Istri dari Duke Leto, Lady Jessica, merupakan keturunan dari Bene Gesserit,
yang diceritakan memiliki kemampuan untuk melakukan semacam hipnotis
(Voice), yang dapat dia gunakan untuk mengambil alih kesadaran lawannya. Inilah yang
menyebabkan mengapa Paul disuruh untuk menggunakan (Voice) untuk
memaksa Ibunya mengambilkan air minum di scene awal film ini berlangsung.
Lalu ada keluarga Harkonen, yang diceritakan merupakan salah satu musuh
bebuyutan dari keluarga Atreides. Keluarga ini dipimpin oleh Vladimir Harkonen
yang memiliki ambisi untuk berkuasa dengan licik dan kejam. Vladimir Harkonen
digambarkan dengan tubuhnya yang sangat gemuk hingga dia harus menggunakan
alat khusus untuk terbang agar dapat bergerak dengan bebas. Orang
kepercayaanya, Glossu Rabban, merupakan kepala komando yang bertugas memimpin
pasukan untuk melakukan serangan. Keluarga ini telah menguasai planet Arrakis
selama 80 tahun, sebelum akhirnya harus mundur berkat perintah dari Galactic
Padishah. Keluarga Harkonen ini digambarkan dengan perawakan yang kekar dengan
kepala plontos sehingga kesannya keluarga ini memang terlihat cukup mengerikan
untuk dilawan.
Selanjutnya yaitu ada klan Fremen, klan asli planet Arrakis yang diceritakan
merupakan penghuni asli dari planet tersebut. Fremen digambarkan dengan mata
berwarna biru dengan baju khusus yang didesain untuk tahan dari panasnya
planet Arrakis. Asal mula mata biru klan ini berasal dari paparan
spice yang telah mereka konsumsi sejak lama. Spice ini merupakan
sumber daya yang paling langka se-alam semesta yang membuat perjalanan antar
galaksi dapat dilalui dengan cepat. Alasan ini juga yang menyebabkan keluarga
Harkonen sampai betah menguasai planet Arrakis selama 80 tahun lamanya, karena
selama itu juga keluarga Harkonen dapat memanen Spice dengan leluasa untuk
kebutuhan mereka, sampai akhirnya datang keluarga Atreides untuk mengambil
alih planet tersebut.
Konflik awalnya bermula ketika keluarga Atreides diperintahkan oleh Padishah
Empire untuk menggantikan kekuasaan keluarga Harkonen di planet Arrakis.
Sebenarnya, Duke Leto sebagai kepala keluarga Atreides memang telah merasa
bahwa ini merupakan sebuah jebakan. Akan tetapi, dia akhirnya menyetujui
perintah tersebut mengingat sumber daya planet Arrakis yang begitu besar.
Berbeda dengan keluarga Harkonen yang memerintah dengan kejam, keluarga
Atreides justru memperlakukan warga asli planet Arrakis dengan lemah lembut,
sampai pada akhirnya muncul berbagai serangan yang mengancam keluarga
Atreides.
Dengan durasinya yang cukup panjang, Dune memang memberikan plot cerita
yang terkesan lambat, sehingga banyak dari kalian mungkin akan menganggap
bahwa film ini sangat membosankan. Akan tetapi, mengingat Dune merupakan film
adaptasi dari novel, sangat wajar jika ada banyak sekali karakter yang muncul
sehingga film ini terkesan terlalu banyak bagian dalam hal pendalaman
karakter. Selain itu, banyaknya pihak yang terlibat juga menjadi faktor lain
mengapa film ini seakan sulit dipahami jika hanya menontonnya sekali saja.
Terlepas dari rumitnya cerita yang ditampilkan dalam film ini, Dune memiliki
ciri khasnya sendiri dari film dengan genre sci-fi lainnya. Berbagai
teknologi canggih yang tampil dalam film ini seakan memberikan kesan yang
menarik untuk melihat bagaimana gambaran teknologi manusia di masa depan saat
sudah bisa menjelajah galaksi. Yaa, konsepnya memang seperti Star Wars, namun
Dune menampilkannya dengan lebih simple dan smooth sehingga lebih enak
gitu buat dilihat. Film ini juga menampilkan monster cacing besar alaska yang
sangat memorable banget bagi saya :v Namun jangan salah, monster ini tidak
memakan ekor Sandy, namun melahap semua hal yang berbunyi di atas
padang gurun planet Arrakis. Monster bernama Khai Hulud ini seakan
menjadi medan magnet bagi saya untuk semakin bersemangat untuk menonton film
Dune, asik aja gitu ngelihat cacing dengan ukuran jumbo yang dapat melahap
bangunan apapun dalam sekali telan saja.
Oiya, perlu kalian ingat juga bahwa film Dune terbagi ke dalam 2 part, yang
rencananya part keduanya akan dirilis 2 tahun mendatang, yaitu di tahun 2023.
Jadi, buat kalian yang kecewa kenapa ending-nya tidak memuaskan, ya
tunggu aja dulu sampai tahun 2023 karena cerita dari film ini masih ada
lanjutannya.
Score
8/10
Score 8 saya berikan kepada Dune, karena film ini berhasil menampilkan
cerita yang sangat berbeda dari film genre sci-fi
kebanyakan. Dune juga memiliki jalan cerita yang tidak mudah ditebak, semua
karakter yang tampil dalam film ini seperti memiliki peluang yang sama untuk
menemui ajalnya, kesan itulah yang membuat saya penasaran sehingga ingin
melihat kelanjutan dari film Dune. Terlebih lagi, film ini juga menyajikan
tampilan grafis yang sangat memuaskan sehingga seakan tak ada bosannya melihat
beragamnya kondisi planet serta berbagai teknologi canggih yang muncul.
Kualitas akting yang ditampilkan juga tidak terlalu buruk. Akting dari
Timothée Chalamet sebagai Paul Astreides terkesan tidak berlebihan
sehingga membuatnya berhasil membawakan karakter seseorang yang harus menerima
beban yang berat sebagai penerus keluarga Astreides sebagai keluarga terbesar
yang kini ditugaskan untuk menguasai planet Arrakis.
***
Sekian yang dapat saya sampaikan terkait review film Dune. Jika ada
kritik maupun saran dari kalian, silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com untuk
mendapatkan konten
review film
menarik lainnya.
Terima kasih.
TAGS:
Review Film
Topik Lainnya
0 Response to "Dune (2021) Film Review"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan