Candyman (2021) Film Review
20/09/21
0 Komen
Nama Candyman mungkin terdengar asing dalam genre horor masa
kini, namanya malah terdengar seperti film komedi ataupun film santai lainnya,
tanpa mengandung unsur horor sedikitpun. Akan tetapi,
don't judge book by it's cover, ya walaupun judulnya seperti bukan film
horor, namun ternyata Candyman mengisahkan kisah yang lebih gelap dari
yang kalian duga.
Candyman mengisahkan tentang urban legend komunitas kulit
hitam di wilayah Proyek Pemukiman Cabrini-Green, yang jika kalian
mencari tau infonya lebih lanjut di Google, dapat ditemukan bahwa
wilayah Cabrini-Green ini merupakan sebuah pemukiman yang dipenuhi oleh
warga kulit hitam yang kini telah digusur akibat banyaknya masalah yang timbul
di wilayah tersebut, seperti kemiskinan, gang, narkoba, dan berbagai jenis
kejahatan lainnya.
Ya walaupun saya juga nggak begitu tahu pasti apakah film ini berhubungan
dengan sejarah itu. Yang jelas, berdasarkan peristiwa tersebut,
Candyman
ini berasa bukanlah film horor biasa. Cara bagaimana konflik sejarah
perbudakan terhadap komunitas kulit hitam di Amerika yang dituangkan dengan
genre horor thriller lewat karakter antagonisnya yang bernama
Candyman membuat film ini seakan mengandung nilai yang lebih dari
sekadar film horor klasik yang dipenuhi dengan hantu dan adegan
jumpscare.
Candyman ini menceritakan seorang pelukis bernama
Anthony McCoy yang sedang mencari inspirasi untuk membuat sebuah
lukisan, hingga akhirnya dia mulai mendengar cerita mengenai Helen Lyle
yang dikisahkan menjadi gila dan meninggal secara mengenaskan akibat
keingintahuannya terhadap Candyman. Mendengar mengupas lebih dalam
mengenai Candyman, Anthony McCoy seakan memiliki ruangnya sendiri
dengan Candyman sehingga dia pun akhirnya membuat lukisan mengenai
karakter mitos tersebut. Namun, tanpa dia sadari, ternyata
Candyman terhubung dengan masa lalunya yang tidak ingin dia ketahui.
Candyman ini dikisahkan merupakan seorang pembunuh kejam, yang akan
muncul saat kalian memanggilnya sebanyak 5 kali di depan cermin sambil menatap
bayangan kalian sendiri.
Katakan "Candyman, Candyman, Candyman, Candyman, Candyman." Maka dengan
sekejap sosok Candyman akan berada di bayangan cermin dan langsung
membunuh kalian dengan kait yang ada ditangannya.
![]() |
Jangan sebut nama Candyman di depan cermin kalo nggak mau didatengin ama om om yang satu ini. |
Sebagai sebuah film horor, menurut saya Candyman ini berhasil
menampilkan suasana horor yang unik, hampir mirip lah kayak film
Mirror dimana hantunya baru akan meneror korbannya saat dia berhadapan
di sebuah kaca. Candyman ini secara garis besar juga seperti itu,
meneror orang yang menyebut namanya di depan cermin, namun perbedaannya, kisah
latar belakang Candyman penuh akan nilai historis mengenai
perbudakan dan ketidakadilan yang dialami oleh warga kulit hitam di wilayah
tersebut.
Gambaran tersebut dapat dilihat dengan jelas saat scene dimana
William Burke menceritakan sejarah lahirnya Candyman yang
berawal dari stereotipe yang berlebihan antara kulit hitam dan kulit putih.
Ras kulit hitam dulu memang sering direndahkan dan dianggap tidak sama dengan
ras kulit putih, berbagai perilaku yang kejam dan tidak adil sering diterima
oleh ras kulit hitam yang akhirnya berujung pada dendam dan pembalasan tanpa
akhir.
Oiya, Candyman ini juga memiliki gayanya sendiri dalam menggambarkan
momen flashback, yaitu dengan menampilkan sebuah animasi sederhana yang
pada akhirnya membuat saya yang menontonnya malah dibuat semakin penasaran
lagi akan kebenaran dibalik sosok Candyman dan Helen Lyle yang
ternyata berkaitan dengan Anthony McCoy saat dia masih kecil.
Keingintahuan saya akhirnya terjawab karena ternyata film Candyman 2021
ini merupakan sekuel dari film dengan judul yang sama yang dirilis pada tahun
1992. Pada film Candyman 1992, ceritanya berfokus kepada
Helen Lyle saat dia melakukan investigasi di wilayah
Cabrini Green.
Cerita dari film tersebut seakan menjadi benang merah yang sangat memperjelas
momen flashback yang ditampilkan dalam Candyman 2021 ini.
Maka dari itu, buat kalian yang masih belum paham ama bagian
ending-nya, boleh banget tuh lanjut lihat film pertamanya yang rilis di
tahun 1992 biar lebih paham lagi ama sejarah munculnya karakter
Candyman serta tahu lebih detail gimana nasib Helen Lyle di masa
itu.
Secara garis besar, Candyman merupakan film horor yang
out of the box, dengan beragam konfliknya yang kompleks serta sosok
dibalik Candyman yang ternyata mengandung pencerminan dari nilai
historis terhadap kaum kulit hitam yang ada di wilayah US. Buat kalian yang
suka genre horor yang nggak terlalu mencekam, Candyman dapat
menjadi film pilihan yang mantap.
Tapi, harus kalian ingat juga bahwa film ini punya adegan thriller yang
tentunya nggak terlalu aman buat kalian yang takut akan darah. So,
silahkan tulis saja pendapat kalian setelah menonton film ini di kolom
komentar.
Score
8/10
Nilai 8 dari saya berkat kualitas ceritanya yang dalam serta peran
Michael Hargrove sebagai Sherman Fields alias
Candyman yang cukup membuat saya tertarik apalagi saat dia muncul dari
tembok di scene pembuka film ini yang menurut saya sendiri adegan itu
paling the best sepanjang film ini berlangsung, melihat
Candyman yang keluar dari tembok, menggenggam permen sambil
bersenandung pelan dengan tangan satunya yang berupa sebuah kait yang tajam
layaknya seorang psikopat yang sudah siap menelan mangsanya.
Overall, Candyman sangat saya rekomendasikan buat kalian tonton,
ceritanya juga seru kok, nggak gampang bikin bosan, ditambah dengan berbagai
adegan thriller yang ditampilkan dengan porsi yang pas, membuat film
ini tetap menarik meskipun ditonton berulang - ulang.
***
Sekian yang dapat saya sampaikan terkait review film Candyman.
Jika ada kritik maupun saran dari kalian, silahkan tulis saja di kolom
komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com untuk
mendapatkan
review film
menarik lainnya.
Terima kasih.
TAGS:
Review Film
Topik Lainnya
0 Response to "Candyman (2021) Film Review"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan