Fear Street Part 1: 1994 Review
11/08/21
0 Komen
Pemeran: Kiana Madeira, Julia Rehwald, Benjamin Flores Jr
Genre: Horor, Mystery
Fear Street merupakan sebuah film trilogi horor thriller dengan konsep yang unik dimana sambungan dari film ini memiliki
timeline yang mundur. Walaupun saya saat ini belum melihat
part kedua dan ketiganya, namun dengan hanya mendengar konsep
tersebut saja sudah cukup membuat saya tertarik untuk mulai menonton trilogi
film ini.
Cerita Fear Street part one ini berpusat kepada sebuah kelompok
remaja SMA yang berjuang melawan teror dari penyihir yang sudah mati beratus
- ratus tahun yang lalu. Film ini memang memiliki inti cerita dengan
genre horor, namun sebagian besar kejadian yang ada di film ini malah terkesan
thriller, tidak ada horornya sama sekali.
Saya jadi teringat film a Nightmare on Elm Street dimana Freddy Krueger yang menjadi serial killer di film tersebut juga merupakan hantu. Fear Street kurang lebih juga seperti itu, para remaja SMA ini harus berjuang melawan teror yang berasal dari penyihir yang sudah lama mati.
Sejak awal film, Fear Street sudah menampilkan adegan
thriller yang sangat menarik, dimana Heather yang diperankan oleh
Maya Ray Thurman harus mati ditusuk oleh pacarnya, Ryan yang telah dirasuki
oleh penyihir. Adegan pembunuhan tersebut terus berlanjut hingga Sam, Deena
dan teman temannya terancam menjadi korban penyihir yang berikutnya. Mereka
pun akhirnya mencari tau mengapa mereka yang menjadi target kutukan penyihir
yang berikutnya.
Fear Street menyajikan konsep film thriller yang fresh di
tahun ini, karena biasanya dalam film thriller lain serial killernya
hanya satu, tapi di film ini serial killernya ada 3
(Ngeri2 sedap gitu waktu nontonnya). Dan lebih parahnya lagi, serial
killer yang ada di film ini tidak dapat mati dengan mudah, mereka bahkan
dapat pulih kembali setelah hangus terbakar.
2 faktor itulah yang membuat film ini sangat mencekam tiap detiknya karena
kita juga dibuat penasaran tentang bagaimana cara mengakhiri teror dari
penyihir tersebut.
Terlebih lagi, sepanjang film ini informasi terkait penyihir yang menjadi
dalang tragedi berdarah ini masih sangat minim, sehingga membuat para
penontonnya seakan ikut bertanya - tanya bagaimana penyebab awalnya mengapa
kutukan tersebut bisa terjadi.
"Thriller yang bagus berisi serial killer yang tidak gampang terbunuh."
Kalimat tersebut menjadi pedoman saya menonton berbagai film dengan genre
thriller, dan Fear Street ini ternyata menyajikan apa yang saya
inginkan. Walaupun latar belakang setiap serial killernya hanya diceritakan
secara sekilas, namun dengan karakter mereka yang dingin, keji, dan tanpa
ampun saja sudah membuat saya puas melihat kengeriannya.
Adegan pembunuhan yang diperlihatkan dalam film ini juga tidak terkesan
nanggung karena semua efeknya terlihat secara jelas, seperti kepala yang
teriris, perut yang tertusuk, semuanya diperlihatkan seolah olah kita
sendiri juga ikut melihatnya secara langsung. Jujur, efek seperti ini jarang
sekali didapat, walaupun jika dibandingin ama
Spiral: From the Book of Saw masih kalah jauh sih.
Untuk segi horornya, Fear Street bagian pertama ini memang sama sekali tidak menonjolkan sisi horornya (Feel horornya hanya kerasa waktu adegan Sam dapet vision tentang wajah penyihirnya). Selain itu? Tidak ada horornya sama sekali. Makanya, di awal tadi saya sempat menyinggung bahwa film ini memang lebih berfokus ke genre thriller daripada horor.
Sebagus - bagusnya sebuah film, pasti ada kekurangan di dalamnya karena
sutradaranya hanyalah seorang manusia biasa yang pasti punya banyak
kesalahan juga. Maka dari itu, walaupun menurut saya sendiri film
Fear Street part one ini sangat menarik, namun sebenarnya masih
terdapat beberapa kelemahan yang nongol sepanjang film ini berlangsung.
Satu-satunya kelemahan yang paling nampak dari film ini yaitu saat Ryan yang
memakai topeng tengkorak membunuh resepsionis, pacar Sam, dan salah satu
perawat di RS. Adegan itu sebenarnya sangat aneh, karena seharusnya orang
yang dibunuh hanyalah orang yang terkena darah dari Sam. Sejak pertengahan
sampai ending film logika tersebut terus dijalankan, dan hanya pembunuhan di
RS itulah scene yang paling aneh menurut saya. Mengapa Ryan membunuh mereka?
Apakah hanya karena dia diajak bicara? Hmm, sangat aneh.
Rate
8/10
Nilai 8 saya berikan kepada film Fear Street Part 1: 1994 ini berkat
alur ceritanya yang menarik serta karakter serial killernya yang sangat
kejam. Film ini sukses membuat saya teringat kembali film - film
thriller masterpiece lainnya, seperti Hallowen dan
a Nighmate on Elm Street berkat karakter serial killernya yang emang
menarik.
Penempatan jumpscare serta backsound yang ditampilkan
dalam film ini juga terkesan sangat natural dan tak berlebihan. Kualitas
akting dari karakternya juga tidak bisa dibilang buruk. Overall, film
ini sangat layak buat kalian tonton yang emang suka genre
thriller dan gore yang pastinya udah biasa kalo lihat darah.
***
Itulah review film Fear Street Part 1: 1994 dari saya, jika ada
tambahan dari kalian sebagai pembaca silahkan tulis saja di kolom komentar.
Oiya, mungkin setelah ini saya juga akan melanjutkan menonton
Fear Street part kedua dan akan saya buatkan juga review-nya
besok.
Maka dari itu, selalu kunjungi
teh90blog.com agar tidak
ketinggalan infonya. Kalian juga bisa berlangganan artikel blog ini (GRATIS)
dengan memasukkan alamat email kalian
DISINI.
Terima kasih.
0 Response to "Fear Street Part 1: 1994 Review"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan